Monday, August 31, 2015

Nabi Zakaria








 
 
NABI ZAKARIA 
(Sumber - internet)

Masa yang dialami oleh Nabi Zakaria adalah masa yang aneh di mana banyak hal yang berlawanan yang berhadap-hadapan dan saling bertentangan serta terlibat pertarungan yang tidak pernah padam. Keimanan kepada Allah SWT bercahaya di mesjid yang besar di Baitul Maqdis, sedangkan kebohongan memenuhi pasar-pasar Yahudi yang bersebelahan dengan mesjid itu. Sudah menjadi tradisi dunia bahwa segala sesuatu yang bertentangan mesti saling berhadapan pada: kebaikan dengan kejahatan, cahaya dengan kegelapan, kebenaran dengan kebohongan, para nabi dengan para pembangkang. Alhasil, segala sesuatu berhadapan untuk mempertahankan kehidupan. Di masa yang kuno ini terdapat seorang nabi dan seorang alim yang besar. Nabi yang dimaksud adalah Zakaria sedangkan seorang alim besar yang Allah SWT memilihnya untuk salat di tengah-tengah manusia adalah Imran. Imran adalah seorang suami dan istrinya sangat berharap untuk melahirkan anak. Waktu pagi menyelimuti kota, keluarlah istri Imran untuk memberikan makan kepada burung dan ia melihat pamandangan yang ada di sekitarnya dan mulai merenungkannya. Di sana terdapat seekor burung yang memberi makan anaknya dengan cara menyuapinya dan memberinya minum. Burung itu melindungi anaknya di bawah sayapnya karena khawatir dari kedinginan. Ketika melihat pemandangan itu, istri Imran berharap agar Allah SWT memberinya anak. Ia mengangkat tangannya dan mulai berdoa agar Allah SWT menganugerahinya seorang anak lelaki. Allah SWT mengabulkan doanya dan pada suatu hari ia merasa bahwa ia sedang hamil lalu kegembiraan menyelimutinya dan ia bersMikur kepada Allah SWT:

"(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanhu, sesungguhnya aku telah menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi anak yang saleh dan berkhidmat (di Baitil Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'" (QS. Ali 'Imran: 35)

Ia bernazar agar anaknya menjadi seorang pembantu di mesjid sepanjang hidupnya yang mengabdi kepada Allah SWT dan mengabdi kepada rumah-Nya, yaitu masjid. Lalu tibalah hari kelahiran. Istri Imran melahirkan seorang anak perempuan. Istri itu merasa terkejut karena ia menginginkan seorang anak lelaki yang dapat mengabdi untuk mesjid dan beribadah di dalamnya. Ketika ia melihat bahwa anaknya seorang perempuan, maka ia tetap menjalankan nazarnya, meskipun anak lelaki bukan seperti anak perempuan:

"Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya ahu telah menamai dia Maryam." (QS. Ali Imran: 36)

Allah SWT mendengar doa istri Imran; Allah SWT mendengar apa yang kita ucapkan dan apa yang kita bisikkan dalam diri kita, bahkan apa yang kita inginkan untuk kita ucapkan dan kita tidak melakukannya. Semua itu diketahui oleh Allah SWT. Allah SWT mendengar bahwa istri Imran memberitahu-Nya bahwa ia melahirkan anak perempuan dan Allah SWT lebih mengetahui tentang anak yang dilahirkannya. Allah SWT-lah yang memilihkan jenis kelamin anak yang lahir di mana Dia menciptakan anak laki-laki atau perempuan. Allah SWT mendengar bahwa istri Imran berdoa kepada-Nya agar Dia menjaga anak perempuan ini yang dinamakan Maryam dan juga menjaga keturunannya dari setan yang terkutuk:

"Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk. maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya." (QS. Ali 'Imran: 36- 37)

Allah SWT mengkabulakn doa istri Imran dan ibu Maryam. Allah SWT menyambut Maryam dengan penyambutan yang baik dan memberinya keturunan yang baik. Allah SWT berkehendak melalui rahmat-Nya untuk menjadikan perempuan ini sebagai wanita terbaik di muka bumi dan menjadikan ibu dari seorang nabi yang kelahirannya merupakan mukjizat terbesar seperti kelahiran Nabi Adam. Nabi Adam lahir tanpa seorang ayah atau ibu, sedangkan Nabi Isa lahir tanpa seorang ayah. Nabi Isa berasal dari ibu yang suci yang belum menikah, yang belum disentuh oleh manusia.

Mula-mula kelahiran Maryam mendatangkan sedikit problem. Imran telah mati sebelum kelahiran Maryam dan para ulama di zaman itu dan para pembesar ingin mendidik Maryam. Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan kemuliaan ini, yaitu mendidik seorang perempuan dari seorang lelaki besar vang mereka hormati. Zakaria berkata: "Biarkan aku yang mengasuhnya karena ia adalah kerabat dekatku. Istriku adalah bibinya dan aku adalah seorang Nabi dari umat ini. Aku lebih utama daripada kalian untuk mengasuhnya." Lalu para ulama dan para guru berkata: "Mengapa tidak seorang di antara kami yang mengasuhnya. Kami tidak akan membiarkan engkau mendapatkan keutamaan ini tanpa persetujuan dari kami." Hampir saja mereka berselisih dan bertarung kalau seandainya mereka tidak menyepakati diadakannya undian. Yakni, seseorang yang mendapatkan undian, maka itulah yang akan mengasuh Maryam.

Diadakanlah undian. Maryam diletakkan di atas tanah dan diletakkan di sebelahnya pena-pena orang-orang yang ingin mengasuhnya. Kemudian mereka menghadirkan anak kecil lalu anak kecil itu mengeluarkan pena Zakaria. Zakaria berkata: "Allah SWT memutuskan agar aku mengasuhnya." Para ulama dan para Syekh berkata: "Tidak, undian harus dilakukan tiga kali." Mereka mulai berpikir tentang undian yang kedua. Setiap orang mengukir namanya di atas pena kayu dan mereka berkata, kita akan melemparkan pena-pena kita di sungai, maka siapa yang penanya menantang arus, itulah yang menang:

"Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa." (QS. Ali 'Imran: 44)

Mereka pun melemparkan pena-pena mereka di sungai sehingga pena-pena itu berjalan bersama arus, kecuali pena Zakaria yang menantang arus. Zakaria merasa bahwa mereka akan puas tetapi mereka bersikeras untuk mengadakan undian yang ketiga kali. Mereka berkata: "Kita akan melemparkan pena-pena kita di sungai. Pena yang berjalan bersama arus, maka itulah yang akan mengasuh Maryam." Mereka pun melemparkan pena-pena mereka dan semua berjalan menantang arus, kecuali pena Zakaria. Akhirnya, mereka menyerah kepada Zakaria dan mereka menyerahkan anak itu kepadanya agar Zakaria mengasuhnya. Nabi Zakaria mulai mengasuh Maryam dan mendidiknya serta menghormatinya sampai ia dewasa. Maryam memiliki tempat khusus di dalam mesjid. Ia mempunyai suatu mihrab yang di situ ia beribadah. Jarang sekali ia meninggalkan tempatnya. Ia selalu beribadah dan salat di dalamnya serta berzikir dan bersyukur dan menuangkan cintanya kepada Allah SWT. Terkadang Zakaria mengunjunginya di mihrab. Tiba-tiba, pada suatu hari Zakaria menemuinya dan ia melihat sesuatu yang mencengangkan. Saat itu musim panas tetapi Nabi Zakaria menemui di tempat Maryam buah-buahan musim dingin, dan pada kesempatan yang lain ia menemui buah-buahan musim panas sedangkan saat itu musim dingin. Zakaria bertanya kepada Maryam: "Darimana datangnya rezeki ini?" Maryam menjawab: "Bahwa itu berasal dari Allah SWT." Pemandangan seperti ini berulang lebih dari sekali:

"Setiap Zakaria masuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya."(QS. Ali 'Imran: 37)

Nabi Zakaria adalah seorang tua dan rambutnya sudah dikelilingi uban. Ia merasa bahwa tidak lama lagi hidupnya akan berakhir dan istrinya, bibi Maryam, adalah seseorang wanita tua sepertinya yang belum melahirkan seseorang pun dalam hidupnya karena ia wanita yang mandul. Nabi Zakaria menginginkan agar ia mendapatkan seorang anak laki-laki yang akan mewarisi ilmunya dan akan menjadi nabi yang dapat membimbing kaumnya dan berdakwah kepada mereka untuk mengikuti Kitab Allah SWT.

Zakaria tidak menyampaikan keinginan ini kepada seseorang pun, bahkan kepada istrinya, tetapi Allah SWT mengetahuinya sebelum pikiran itu disampaikan. Pada pagi itu Zakaria menemui Maryam di mihrabnya, lalu ia mendapati buah-buahan yang sebenarnya sudah tidak musim. Zakaria bertanya kepada Maryam:

"Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya." (QS. Ali 'Imran: 37-38)

Zakaria berkata pada dirinya Maha Suci Allah SWT dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Lalu kerinduan mulai menyelimuti hatinya dan ia mulai menginginkan keturunan. Nabi Zakaria berdoa kepada Tuhannya:

"(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engka u, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeningalku, sedang istriku adalah seseorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akmi mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorangyang diridahi. " (QS. Maryam: 2-6)

Nabi Zakaria meminta kepada Penciptanya tanpa mengangkat suara keras-keras agar Dia memberinya seorang lelaki yang mewarisi kenabian dan hikmah serta keutamaan dan ilmu. Nabi Zakaria khawatir kaumnya akan tersesat setelahnya di mana tidak ada seorang nabi setelahnya. Allah SWT mengkabulkan doa Zakaria. Belum lama Nabi Zakaria berdoa kepada Allah SWT hingga malaikat memanggilnya saat ia salat di mihrab:

"Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia." (QS. Maryam: 7)

Zakaria kaget dengan berita ini, bagaimana ia dapat memiliki seorang anak. Karena saking gembiranya Zakaria sangat terguncang dan dengan penuh keheranan ia bertanya:

"Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua." (QS. Maryam: 8)

Ia heran bagaimana ia dapat melahirkan sementara ia sudah tua dan istrinya pun wanita yang mandul:

"Tuhan berfirman: 'Demikianlah.' Tuhan berfirman: 'Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali." (QS. Maryam; 9)

Para malaikat memberitahunya bahwa ini terjadi karena kehendak Allah SWT dan kehendak-Nya pasti terlaksana. Tidak ada sesuatu pun yang sulit bagi Allah SWT. Segala sesuatu yang diinginkan di alam wujud ini pasti terjadi. Allah SWT telah menciptakan Zakaria sebelumnya dan beliau pun sebelumnya tidak pernah ada. Segala sesuatu diciptakan Allah SWT hanya dengan kehendak-Nya:

"Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah herkata kepadanya: 'Jadilah!', maka jadilah ia. " (QS. Yasin: 82)

Hati Nabi Zakaria dipenuhi rasa syukur kepada Allah SWT dan ia pun memuji-Nya. Lalu ia meminta kepada Allah SWT agar memberinya tanda-tanda:

"Zakaria berkata: Ya Tuhanku, berilah suatu tanda.' Tuhan berfirman: 'Tanda bagimu adalah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.' Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang." (QS. Maryam: 10-11)

Allah SWT memberitahunya bahwa akan terjadi tiga hari di mana di dalamnya ia tidak mampu berbicara, padahal saat itu ia sehat-sehat saja tidak sakit. Jika hal ini terjadi padanya, maka hendaklah ia yakin bahwa istrinya hamil dan bahwa mukjizat Allah SWT benar-benar terwujud. Kemudian hendaklah saat itu ia berbicara kepada manusia melalui isyarat dan banyak bertasbih kepada Allah SWT di waktu pagi dan sore.

Zakaria keluar pada suatu hari kepada manusia dan hatinya dipenuhi dengan syukur. Ia ingin berbicara dengan mereka namun ia mengetahui bahwa ia tidak mampu berbicara. Zakaria mengetahui bahwa mukjizat Allah SWT telah terwujud lalu ia mengisyaratkan kepada kaumnya agar mereka bertasbih kepada Allah SWT di waktu pagi dan sore. Ia pun selalu bertasbih kepada Allah SWT dalam hatinya. Zakaria merasakan kegembiraan yang sangat dalam. Malaikat memberitahunya tentang kelahiran seorang anak lelaki yang Allah SWT menamakannya Yahya. Untuk pertama kalinya kita di hadapan seorang anak yang ayahnya tidak memberikan nama kepadanya dan ibunya pun tidak memilihkan nama untuknya, tetapi Allah SWT-lah yang memberinya nama. Dengan kemuliaan yang agung ini, Allah SWT menyampaikan berita gembira kepada Zakaria bahwa anaknya Yahya akan membenarkan kalimat Allah SWT dan akan menjadi seorang yang mulia dan seorang Nabi dari orang-orang yang saleh.

Zakaria gemetar, karena saking gembiranya. Air matanya mulai berlinangan dan jenggotnya yang putih mulai basah. Ia salat kepada Allah SWT sebagai tanda syukur atas pengkabulan doanya dan kelahiran Yahya.♦









Photos : Stavanger Norway

Sunday, August 30, 2015

Ujian para Nabi lebih Berat

Sharing info tentang ujian Nabi Ayyub
(Sumber : Laman sosial)


Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
“Ingatlah akan hamba-Ku Ayyub, ketika dia berseru kepada tuhanNya: Sesungguhnya aku telah diganggu syaitan sehingga susah dan terseksa.” (Surah Shad ayat 41)

Diceritakan:

Bahawa Nabi Ayyub bin ‘Ish bin Ishaq a.s adalah bangsa Roma, sedangkan ibunya adalah anak puteri Nabi Luth a.s. Dan Nabi Ayyub adalah seorang laki-laki yang pandai, bersih, sopan santun serta bijaksana. Sedangkan ayahnya seorang yang kaya raya, memiliki ternak, unta, lembu, domba, kuda, keldai dan himmar, tidak seorang pun di negeri Syam (Syria) yang dapat menyainginya dalam hal kekayaan.

Ketika dia meninggal dunia, maka semua harata kekayaannya itu diwariskan kepada Nabi Ayyub a.s. Nabi Ayyub telah berkahwin dengan Siti Rahmah anak puteri Afrayin putera Nabi Yusuf a.s. Dan Allah telah menguniakan 12 kali kehamilan yang tiap2 kali hamil melahirkan 2 orang anak, seorang laki-laki dan seorang perempuan.

Kemudian dia diutuskan Allah kepada kaumnya, dan mereka adalah penduduk Hauran dan Tiih. Allah swt menyempurnakanya dengan budi pekerti yang baik, lemah lembut selama orang tidak menyalahi, mendustakan, dan mengingkarinya dalam kemuliaan dirinya dan kedua orang tuanya, ayah dan ibunya.

Maka dia menyampaikan beberapa syariat serta membangun beberapa rumah ibadat untuk mereka. Dan Nabi Ayyub a.s mempunyai meja makan yang khusus disediakan untuk tamunya iaitu orang fakir miskin dan tamu lainnya.

Dan Nabi Ayyub, terhadap anak  yatim itu ibarat seorang ayah yang kasih dan penyayang, terhadap janda seperti sang suami yang memperhatikan kasih sayangnya dan terhadap orang-orang yang lemah seperti halnya saudara yang mencintai dengan kasihnya.

Dan demikian juga dia (Nabi Ayyub) telah memerintahkan kepada para wakilnya serta orang-orang kepercayaannya supaya tidak menghalang halangi tanam tanaman serta buah-buahannya diambil dan dipetik(dari orang-orang yang mahu memetiknya/mengambilnya).

Dan adalah ternakanya setiap tahun beranak kembar atau dua-dua namun demikian dia tidak bergembira dengan hal itu sedikitpun dan dia berkata: “Tuhanku, ini semua adalah pemberian Engkau kepada para hamba-Mu di penjara dunia ini, maka bagaimanakah pemberian Engkau di syurga kepada para ahli karamah yang mendapat kemuliaan dari Engkau, di kampong (Hari yang tiada akhirnya) di mana disediakan hidangan?”

Dengan itu semua, Nabi Ayyub a.s tampak tidaklah lupa sedikitpun hatinya bersyukur atas nikmat yang diperolehinya serta lidahnya tidak lupa berzikir kepada Tuhannya.

Maka Iblis dengki kepadanya, seraya berkata: “Sungguh Ayyub telah berhasil di dunia dan di akhirat dan Iblis ingin merosak salah satu atau kedua-duanya; dunia dan akhirat tersebut.

Lalu Iblis terkutuk, di saat itu naik ke langit yang ke tujuh dan berhenti dimana dia dapat sampai, pada suatu hari dia naik sebagaimana biasa, maka Allah Yang Maha Perkasa berfirman kepadanya: “Hai Iblis terkutuk! Bagaimana engkau melihat hambaKu Ayyub? Apaka engkau dapat mengambil daripadanya manfaat walaupuan sedikit?”

Kata Iblis: “Tuhanku, sesungguhnya Ayyub mahu menyembahMu kerana engkau telah memberinya kelapangan hidup(harta yang berlimpah) dan kesihatan; kerana tidak kerana hal itu tentu dia tidak menyembahMu, maka dia sebenarnya hamba kesihatan.” Firman Allah swt kepada Iblis: “Engkau dusta! Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui, bahawa sesungguhnya dia menyembah Aku serta berterima kasih kepadaKu, walaupun dia tidak mempunyai kelapangan rezeki di dunia.

Kata Iblis: “Tuhanku, berilah aku kekutan untuk menggoda Ayyub; maka perhatikanlah bagaimana saya membuat dia lupa mengingatiMu dan menyibukan dia dari berbuat ibadat kepadaMu.”

Maka Allah pun memberikan kekuasaan kepada Iblis terhadap sesuatunya, kecuali jiwa(hati) dan lidah(ucapanya) Nabi Ayyub.

Maka Iblis kembali dan menuju ke tepi laut lalu berseru dengan seruan yang sangat keras, sehingga semua bangsa Jin baik laki-laki dan wanita berkumpul di sisinya seraya berkata: “Apakah gerangan yang menimpa engkau?” Iblis menjawab: “Sesungguhnya saya mendapat kesempatan yang belum pernah saya perolehi seperti hal ini, semenjak saya telah berhasil mengeluarkan Adam dari syurga. Maka oleh sebab itu, bantulah saya dalam memperdayakan Ayyub.”

Maka mereka cepat-cepat bertebaran dan membakar serta merosakan semua harta kekayaan Nabi Ayyub a.s. Lalu Iblis pergi menemui Nabi Ayyub a.s yang dia sedang berdiri menunaikan solat di dalam rumah ibadahnya.

Kata Iblis: “Apakah engkau tetap menyembah Tuhanmu dalam keadaan yang kritikal ini, sesungguhnya Dia Tuhanmu telah menuangkan api dari langit, yang memusnahkan semua harta kekayaanmu, sehingga semuanya menjadi abu?” Nabi Ayyub tidak menjawabnya, sampai dia selesai merampungkan solatnya, lalu berkata: “Alhamdulillah! Dia yang telah memberikan kurnia lalu mengambilnya pula dari saya.” Lalu dia bangkit kembali memulai solatnya.

Maka Iblis pun pulang dengan tangan hampa, serta merasa terhina dan menyesali terhadap kegagalannya. Dan Nabi Ayyub itu mempunyai 14 orang anak, lapan lelaki dan enam orang wanita, dan mereka makan setiap harinya di rumah-rumah saudaranya, sedangkan waktu itu mereka sedang di rumah saudaranya yang terbesar, namanya Hurmula.

Maka berkumpullah para syaitan dan mengelilingi rumah itu serta melemparkan kepada anak-anak Nabi Ayyub a.s sehingga mereka itu mati semuanya di satu meja makan. Di antara mereka, ada yang sedang memasukan sesuap makanan ke dalam mulutnya dan ada pula yang sedang memegang gelas di tanganya.

Maka Iblis pergi kepada Ayyub, sedangkan dia(Ayyub) dalam keadaan berdiri menunaikan solat. Kata Iblis: “Apakah engkau tetap menyembah Tuhanmu! dan sesungguhnya Dia telah melempar ke rumah di mana anak-anak mu berada, sehingga mereka mati semuanya?”

Nabi Ayyub tidak menjawab sedikitpun, sampai dia selesai mengerjakan solatnya. Lalu Nabi Ayyub berkata: “Hai Iblis terkutuk, Alhamdulillah! Dia telah member dan mengambilnya pula dari saya. Semua harta dan anak adalah fitnah untuk laki-laki dan wanita, maka Dia (Allah) mengambilnya dari saya, sehingga saya dapat bersabar lagi tenang untuk beribadah kepada Tuhan saya.”

Iblis pun kembali dengan tangan hampa, rugi besar dan terkutuk. Lalu Iblis datang kembali, sedangkan Nabi Ayyub sedang mengerjakan solat. Maka ketika Nabi Ayyub sujud, Iblis meniupkan di hidung dan mulutnya sampai badan Nabi Ayyub a.s berkembang dan berpeluh banyak sekali dan dia merasa badannya menjadi berat.

Berkata isterinya Rahmah: “Ini semua adalah dari sebab dari kesusahanmu terhadap harta yang telah musnah dan anak-anak yang telah mati, sedangkan engkau tetap beribadah di waktu malam dan berpuasa di siang hari tanpa henti-hentinya, walaupun satu saat dan masih juga tidak merasa cukup.” Lalu Nabi Ayyub a.s terkena penyakit kudis seluruh tubuhnya, mulai dari kepala sampai ke kakinya, bahkan mengalir dari badannya darah bercampur nanah serta berulat yang berjatuhan dari kudis di badannya. Sampai-sampai sanak keluarganya dan teman-temannya menjauhkan diri daripadanya.

Nabi Ayyub a.s mempunyai tiga isteri; maka yang dua minta cerai dan diapun menceraikannya dan tinggal satu iaitu Rahmah, yang selalu melayaninya siang malam sehingga datanglah para wanita tetangganya seraya berkata: “Hai Rahmah! Kami semua takut kalau penyakit suamimu Ayyub akan menjalar kepada anak-anak kami. Maka keluarkanlah dia dari lingkungan kita bertetangga ini dan kalau tidak maka kami akan mengeluarkan engkau disini dengan cara paksa!!”

Maka Siti Rahmah pergi dengan membungkus pakaiannya, serta membawanya (Nabi Ayyub a.s) dan berseru dengan suara yang keras: “Duhai,berat nian, kami harus pergi merantau dan berpisah; mereka telah mengusir kami dari negeri kami dan kampong kami.” Dan dia mendukung Nabi Ayyub di punggungnya sedangkan air mata mengalir di pipinya, serta pergi jauh sambil menangis ke bekas rumah yang sudah rosak yang dijadikan tempat pembuangan sampah dan meletakkan Nabi Ayyub di atas sampah. Lalu keluarlah penduduk desa itu dan mereka melihat keadaan Nabi Ayyub, maka mereka berkata: “Bawalah suamimu itu jauh-jauh dari kami, kalau tidak maka akan kami bawakan anjing-anjing kami biar memakannya.”

Siti Rahmah pun membawanya sambil menangis ketempat yang jauh dan meletakkannya di tempat itu, kemudian datang lagi dengan membawa kapak dan tali temali, untuk membuat rumah dari kayu. Kemudian dia datang lagi dengan membawa rajutan tikar dan menghamparkannya di bawah Nabi Ayyub dan diambilkannya pula batu untuk bantalnya dan membawa tempat air yang biasa digunakan oleh para penggembala untuk minum binatang-binatang ternak mereka.

Kemudian Siti Rahmah pergi ke sebuah desa, maka Nabi Ayyub memanggilnya: “Kembalikan engkau, dan saya berpesan kepadamu, seandainya engkau hendak pergi bebas dariku dan akan meninggalkan aku di sini.” Kata Siti Rahmah: “Engkau jangan khuatir, wahai suamiku, sesungguhnya saya tidak akan m eninggalkan engkau selama hayat di kandung badan.”

Siti Rahmah lalu pergi ke sebuah desa dan bekerja setiap hari memotong roti dan dia dapat memberi makan suaminya Ayyub. Lalu hal itu diketahui oleh penduduk desa itu, bahawa dia adalah isteri Ayyub. Maka mereka tidak mahu lagi memberinya pekerjaan, malahan mereka berkata: “Pergilah engkau jauh-jauh kerana kami merasa jijik kepadamu.”

Maka Siti Rahmah menangis dan berdoa: “ Ya Tuhanku, Engkau talah melihat keadaanku, sesungguhnya terasa sempit dunia ini bagiku, sedang orang-orang telah merendahkan kami di dunia ini, maka janganlah Engkau kiranya merendahkan kami di akhirat kelak, ya tuhanku. Mereka telah mengusir kami dari Rumah Engkau kelak di hari kiamat.”

Siti Rahmah pun pergi kepada seorang penjual roti sambil berkata: “Sesungguhnya pujaanku Ayyub telah lapar, maka sudilah kiranya engkau memberikan hutang kepada saya berupa roti?” kata wanita itu: “Pergilah engkau jauh-jauh dari saya, supaya suamiku tidak melihatmu, tetapi berilah ikatan sanggulmu.” Siti Rahmah mempunyai dua belas kepang rambut yang panjangnya sampai ke tanah. Panjang rambutnya yang ikal itu indah sekali, sama dengan yang didapatkan oleh Nabi Yusuf a.s.

Nabi Ayyub sangat senang sekali dengan sanggul ikal tersebut. Maka datanglah wanita penjual roti dengan membawa gunting dan memotong kepang rambut serta memberikan 4 potong roti kepada Siti Rahmah. Kata Siti Rahmah: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya perbuatanku ini hanya lah kerana ketaatanku kepada suami dan untuk memberi makan kepada Nabi Mu, maka telah ku jual rambutku.”
Maka ketika Nabi Ayyub melihat roti yang masih segar serta utuh, dia sangat memperhatikannya dan menyangka bahawa isterinya telah menjual dirinya maka dia bersumpah, seandainya Allah telah menyembuhkannya, dia akan memukul isterinya 100 jilid.

100 jilid itu seperti yang kemudian difirmankan Allah swt sebagai tebusan dari sumpahnya:
“Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput, lalu pukulkanlah kepadanya(isterimu) dan kamu tidak terkena sumpah.”

Ketika hukuman itu telah dilaksanakan, maka Nabi Ayyub menangis seraya berkata: “Wahai tuhanku! Telah hilang daya upaya ku, sehingga sampai sebuah persoalan, isteri Nabi Mu telah menjual rambutnya, semata-mata untuk memberi nafkah untuk diriku.”

Kata Siti Rahmah: “Wahai suamiku, janganlah engkau bersusah hati pada hari ini, sesungguhnya rambut ku itu akan tumbuh kembali dengan lebih baik(indah) daripada yang sudah.” Lalu Siti Rahmah memotong roti dan memberikan makan kepadanya serta duduk disampingnya.

Adalah Nabi Ayyub, tiap-tiap ada ulat yang terjatuh dari badannya, maka diambilnya dan diletakkannya kembali dibadanya dan dia berkata: “Makanlah olehmu setiap apa-apa yang telah direzekikan kepadamu oleh Allah swt.” Maka tidak tertinggal dagingnya dan hanyalah tinggal tulang-belulang yang dilapisi kulit dengan jaringan saraf saja yang Nampak.

Apabila matahari menyinarinya, maka sinar itu seakan-akan tembus dari bahagian badannya yang tetap utuh adalah hati dan lidahnya. Hatinya tidak pernah kosong dari rasa syukur kepada Allah dan lidahnya tidak pernah diam dari zikir kepada Allah.Ada diriwayatkan bahawa Nabi Ayyub mengalami sakit seperti itu selama 18 tahun. 

Pada suatu hari Siti Rahmah berkata kepada Nabi Ayyub: “Engkau adalah seorang Nabi yang mulia terhadap Tuhanmu, seandainya engkau berdoa kepada Allah swt supaya Dia (Allah) menyembuhkanmu?” Kata Nabi Ayyub a.s kepada Siti Rahmah: “Lapan puluh tahun.” Kata Nabi Ayyub: “Sesungguhnya saya merasa malu kepada Allah swt, untuk meminta kepadaNya sebab waktu cubaanNya belumlah memadai dibandingkan masa senangku.”

Dan ketika pada badan Nabi Ayyub sudah tidak ada lagi daging yang akan dimakan, maka ulat-ulat itu saling memakan di antara mereka, hingga akhirnya tinggal 2 ekor ulat yang selalu berkeliaran di badan Nabi Ayyub dalam usaha mencari makan daging, tidak mereka dapatkan kecuali hati dan lidahnya. Maka yang satu pergi ke hati dan memakan hatinya dan satu lagi pergi ke lidah dan menggigitnya.

Disaat itulah Nabi Ayyub a.s berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya aku telah ditimpa bahaya yang dahsyat, sedangkan Engkau Zat Yang Maha Pengasih.”Hal ini tidaklah termasuk dalam kategori keluh kesah dan tidak pula bererti keluar dari golongan orang yang sabar. Oleh kerana itu Allah swt berfirman: “Sesungguhnya dia Kami dapatkan sebagai orang yang sabar.”

Kerana sesungguhnya, Nabi Ayyub itu tidak bersusah hati terhadap hartanya dan anak-anaknya, yang telah hilang musnah, bahkan dia merasa susah kerana cemas terputus “dari syukur dan zikir” kepada Allah swt. Maka seakan akan dia berkata: “Tuhanku, aku bersabar atas segala cubaanMu selama hatiku masih sibuk untuk bersyukur kepada Mu dan lidahku dapat berzikir kepada Mu, dan apabila keduanya itu telah rosak (hilang) daripadaku, bererti terputuslah cintaku dan zikirku pada Mu. Maka aku tidak menjadi bersabar terhadap terputusnya keduanya itu, sedangkan engkau Zat Yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

Kemudian Allah swt memberikan wahyu kepadanya: “Ya Ayyub, lidah, hati dan ulat adalah milik Ku, sedangkan rasa sakitpun milik Ku, apakah ertinya susah?”

Diterangkan pula: “Bahawa Allah swt memberikan wahyu kepadanya: “Sesungguhnya ada 70 orang Nabi yang meminta, seperti halmu ini kepada Ku, dan Aku hanya memilih engkau sebagai tambahan kemuliaanmu dan ini hanya bentuk lahirnya saja bencana, akan tetapi hakikatnya cinta-kasih.” Dan sesungguhnya Nabi Ayyub merasa susah kalau hati dan lidahnya dimakan ulat, kerana dia selalu sibuk bertafakkur dan berzikir kepada Allah swt, kalau keduanya dimakan, maka dia tidak dapat lagi bertafakkur dan berzikir kepadaNya.

Lalu Allah swt menjatuhkan kedua ulat itu dari diri Nabi Ayyub, maka yang satu jatuh di air, kelak menjadi lintah yang dapat menyebabkan orang sakit kekurangan darah dan yang satu lagi jatuh di darat yang kelak menjadi lebah yang mengeluarkan madu yang mengandungi ubat untuk manusia.

Kemudian datanglah Malaikat Jibril a.s dengan membawa 2 buah delima dari syurga. Kata Nabi Ayyub a.s : “Ya Jibril, apakah Tuhanku masih ingat kepadaKu?” Kata Jibril: “Ya, dan Dia mengirimkan salam kepadamu, serta menyuruh mu memakan kedua buah delima ini, maka akan sembuh normal daging dan tubuhmu.”

Ketika Nabi Ayyub memakan kedua delima itu, Jibril a.s berkata: “Berdirilah dengan izin Allah!” Maka Nabi Ayyub pun berdiri. Jibril berkata lagi: “Berjalanlah dengan kedua kakimu.” Maka Nabi Ayyub memukulkan kakinya yang kanan ke tanah sehinggalah keluar air hangat dan dia lalu mandi dengan air itu, kemudian dari kakinya yang kiri terpancarlah air dingin, sehingga dia minum dari air tersebut.

Kemudian, hilanglah segala penyakitnya, baik yang dibahagian luar mahupun di bahagian dalam. Dan tunuhnya menjadi lebih gagah tegap dari semula, wajahnya lebih bersinar daripada bulan purnama. Sebagaimana firman Allah swt:
“ Maka Kami terima dan kabulkan doanya, dan Kami hilangkan semua penyakit yang membahayakan dan Kami kembalikan semua keluarganya dan seperti mereka dahulu bersama-sama dengannya.”

Kata Imam Muqattil: Allah telah menghidupkan mereka dan member rezeki kepada Nabi Ayyub semula.
Kata Adh Dhahhak: Allah swt member wahyu kepadanya: “Apakah kamu ingin supaya mereka (anak-anakmu) Kami bangkitkan?” Kata Nabi Ayyub: “Ya Tuhanku, biarkanlah mereka itu disyurga”, maka dengan ini, maka datanglah keluarganya di akhirat, dan Allah swt memberikan kepadanya, hal-hal seperti yang diberikan kepada mereka di dunia, dengan telah lahirnya beberapa orang anak, yang demikian itu sebagai “Rahmat” atau “Nikmat” dari Kami”, untuk Nabi Ayyub dan “sebagai peringatan”, atau nasihat bagi orang-orang yang beribadah”, supaya mereka mengetahui bahawa bala bencana atau cubaan yang paling hebat itu kepada para Nabi, lalu kepada para Wali, kemudian kepada yang sepertinya dan demikian seterusnya. Maka hendaklah mereka berbuat seperti mereka telah perbuat dan bersabar seperti mana mereka yang telah bersabar.

Dari sini dapatlah diketahui bahawa jalan kepada Allah untuk perbuatan yang baik itu lebih dekat daripada pemberian yang baik.

Maka tamatlah sudah kisah Kesabaran Nabi Allah Ayyub a.s.
Saya sangat berharap para pembaca dapat mengambil iktibar dari kisah tersebut.
Kisah di atas dipetik daripada Kitab Duratun Nasihin. 
Pada bab Kisah Kesabaran Nabi Ayyub. m/s: 722-731.
Apa yang baik dari Allah dan apa yang kurang adalah dari kelemahan diri saya.
Wassalam..








Stavanger Norway

Oslo Airport Norway

View from air - upon reaching Norway

Wednesday, August 19, 2015

Collagen Freak

Assalam

Semua orang nak kulit halus, mulus, dan kesihatan yang baik...

Bila nak consume collagen jangan terlalu fanatik. Ada yg ambil pelbagai jenis collagen kerana beranggapan bila pengambilan yang banyak pasti memberi kesan yang 'extremely good' . Tanpa disadari pengambilan yang terlalu banyak akan memberi kesan sampingan yang negatif...

Fokus on satu  jenama sahaja. Jangan terlalu bersemangat nak cantik akhirnya bukan kecantikan yang terhasil tapi penderitaan...

Be moderate

Pernah ada?


Hebat


Assalamualaikum
Manusia mudah lupa
Bila berjaya merasakan kejayaan itu adalah hasil titik peluhnya sendiri

Lupa diri
Sombong 
Angkuh

Ingatlah wahai teman
Harta kekayaan kejayaan adalah ujian
Jangan lupa bersyukur dengan nikmat Allah swt
Janganlah menyakiti hati sesiapa pun kerana doa mereka yang dianiaya itu sangatlah dikabulkan oleh Allah swt..




Monday, August 17, 2015

Barakah Waktu

Tertarik dengan 'article' yang Saya terima pagi tadi.. 
Lihat Saja disekeliling kita. ALLAH menitipkan buat kita waktu yang sama tiada beza antara satu dengan yang lain.
24 jam sahaja...tapi kenapa ada diantara kita yang boleh menggunakan waktu itu dengan sebaiknya .. Sedangkan ada yang Asyik mengeluh tidak cukup waktu.. 
Itu lah yang di maksudkn dengan keberkatan masa.. 

Justeru, 'article' yg saya Terima ini menyentuh tentang cara terbaik untuk mendapatkan waktu yang barakah๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜.


@@@@@@@@@@@@@@@@@


APAKAH ANDA ORANG SIBUK ???
➿➿➿➿➿➿➿
Ada seorang berguru kepada seorang ulama 

Selang beberapa lama, saat dia ingin melanjutkan belajar ke guru lain.gurunya berpesan :

"Jangan tinggalkan membaca Al Qur’an ,Semakin banyak baca Al Qur’an urusanmu semakin mudah"

Dan muridnya pun melakukan. Dia
membaca Al Qur’an 3 juz per hari.

Dia menambahkan hingga 10 juz per hari. Dan urusannya semakin mudah. Allah yang mengurus semua urusannya. 

Waktu ⌚ pun semakin berkah.

Apa yang dimaksud dengan berkahnya waktu⌚?

Bisa melakukan banyak hal dalam waktu sedikit. Itulah berkah Al Qur’an .

Al Qur’an membuat kita mudah mengefektifkan manajemen waktu.

Bukan kita yang atur waktu⌚ kita, tapi Allah

Padahal teorinya orang yang membaca AlQur’an menghabiskan banyak waktu.

mengurangi jatah kegiatan lain, tapi Allah yang membuat waktunya itu jadi berkah. 

Hingga menjadi begitu efektif.
Hidup pun efektif.

Dan Allah akan mencurahkan banyak berkah dan kebaikan pada kita karena
Al Qur’an .

Salah satu berkahnya adalah membuka pintu ๐ž“ณ๐ž“ณ kebaikan, membuka kesempatan untuk amal shalih berikutnya.

Dan Salah satu balasan bagi amal shalih yang kita lakukan adalah kesempatan untuk amal baik berikutnya. Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu
Dan sebaliknya waktu yg selalu sibuk shg hanya habis untuk urusan dunia yg terserak, bisa jadi itu adalah tandanya ada yg salah dlm hidup kita,

Note :
"Keberkahan waktu yaitu bisa melakukan banyak amal kebaikan dalam waktu sedikit"

๐žŒต Selamat membaca Al Quran dan beraktifitas dg bekal Al Quran.





Istanbul Turki 2011